Mungkin karena masyarakat Indonesia cepat memaafkan dan melupakan, sehingga para maskapai penerbangan tidak juga memperbaiki standarisasi keamanan penerbangan armadanya.
Senin, (23/2) lalu, sebuah pesawat Lion Air MD-80 melakukan pendaratan darurat di Bandara Hang Nadim, Batam tanpa roda depan. Hal ini disebabkan roda depannya macet dan tidak bisa keluar. Sekalipun tidak terjadi korban jiwa pada insiden tersebut, menurut laporan Kompas, sekitar 30 persen penumpang mangalami syok.
Pihak Lion Air yang diwakili oleh Direktur Utama Lion Air, Rusdi Kirana pada Selasa (24/2) mengatakan akan menanggung semua biaya perawatan para korban .
"Ya, kita tanggung (biaya perawatan) semuanya," ungkapnya.
Ada 9 orang dari 156 penumpang pesawat yang dibawa ke RS Budi Kemulyaan (RSBK) Batam, mereka hanya mengalami syok dan tidak menderita luka-luka. Selasa malam, mereka semua sudah diperbolehkan pulang.
Pihak Lion Air berjanji menanggung biaya perawatan para penumpang yang dibawa ke rumah sakit, terkait insiden pendaratan darurat pesawat Lion Air MD-80 tanpa roda depan di Bandara Hang Nadim, Batam. Mereka juga menanggung biaya akomodasi semua penumpang yang tertunda penerbangannya.
Pihak Lion Air menyatakan sudah siap jika ada penumpang yang hendak menuntut jika bisa membuktikan kerugian yang mereka alami.
"Kalau bisa dibuktikan kerugiannya, otomatis kami akan lihat tuntutannya. Tapi sampai saat ini belum ada (yang menuntut)," ucap Rusdi.
Keamanan sepertinya perlu menjadi perhatian khusus baik bagi penyedia layanan, maupun pihak pemerintah. Dan untuk para pengguna, jangan lupa berdoa sebelum menggunakan kendaraan apapun.
Sumber : Kompas/VM